East Star from Asia, nama samaran penulis Kalsel paruh akhir dekade 80-an, sementara berdomisili di Banjarbaru. Tulisannya berupa esai, cerita pendek, puisi dan opini di muat di beberapa media cetak, diantaranya majalah Estafet dan Sahabat Pena, serta harian Merdeka (nasional), juga harian Banjarmasin Post, Dinamika Berita dan Radar Banjarmasin (lokal). Beberapa cerita pendek dan puisinya memenangkan beberapa perlombaan. Misal, cerpen Hhh Bandit terpilih sebagai salah satu pemenang lomba penulisan cerpen nasional di Banjarmasin (1992), puisi Alif-alif dinobatkan sebagai puisi terbaik Temu Sastra Kalsel (1988) di Martapura, dan terpilih menduduki lima besar penyair Untaian Mutiara selama tahun 1990 lewat puisi berjudul Ibu di RRI Nusantara III, Banjarmasin, serta telah menulis beberapa buku. Sekarang, bergiat di Rumah Cerita, Banjarbaru, Kalsel.
Sajak Orang Pedalaman
ketika pohon – pohon itu ditebang
tubuh kamilah yang luka pertama kali
ketika pohon – pohon itu tumbang
rumah kamilah yang ditimpa pertama kali
kehidupan hijau dahulu yang kami dambakan
tanda sebagai manusia dari dunia bebas
atas nama kemanusiaan telah disingkirkan
dan ketika pohon – pohon itu diperjualbelikan
kamilah yang terakhir kali merasakan bantuan
ketika sungai sungai itu meluap
airmata kamilah yang mengalir pertama kali
ketika sungai – sungai itu kering
tenggorokan kamilah yang mati pertama kali
kami tak dapat bicara tanpa tenggorokan
dan kami memang tidak memiliki mulut tenggorokan
sebagai ganti rugi semua yang kami dambakan
atas nama kemanusiaan telah disingkirkan
dan ketika sungai – sungai itu meminta korban
kamilah yang terakhir kali merasakan bantuan
bila tubuh kamu hanyut menjadi cerita
bila rumah kami hanyut menjadi cerita
hanya airmata anak – cucu yang dapat kami sisakan
dan ketika semua itu menjadi pilu cerita
kamilah disebut penyebab pertama kali
alasan terakhir atas nama membangun kemanusiaan
Banjarbaru 1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar