Lahir di Banjarbaru, 2 Juni 1984. Mahasiswa Univerwsitas Muhammadiyah Malang jurusan Psikologi. Aktif di Komunitas seni rupa “ Lentera “ UMM. Pernah mengikuti beberapa pameran lukisan di
Hidup lagi
Terlambat kubuka mata
Saat sesaat terpejam
Terlambat sadari kalau,
Kali ini aku hidup lagi
Seperti harapanku kemarin
Sebelum kumati
Inginku kau disisiku
Tertidur lelap disampingku
Hingga waktu tak menemukanmu
Kini aku hidup lagi
Setelah pahitnya kenyataan
Membunuhku, merampasmu
Mematahkan setiap langkahku
Marobek-robek hari-hariku
Kepahitan dan kesakitan yang kemarin
Membunuhku, dia pula yang kini…
Menyembuhkanku…dan, aku hidup lagi.
Hidup sebagai sesuatu yang lain
Hidup yang siap membantai atau terbantai,
Atau setidaknya siap terbunuh dan membunuh
Itu harus.
Sekarang aku sempurna
Setelah terbunuh mati.
Dengan kuku-kuku yang panjang, kuat dan tajam
Mengharuskan taring-taringku kokoh, runcing dan panjang.
Dimalam sebelum malam ini
Tuhan ….
Tak sibukkah Kau melihat-lihat umatMu?
Sekiranya tidak.
Mari bantu aku menuliskan malam ini,
Agar malam ini, dan malam seperti ini,
Terbaca jelas segalanya…
Bukan untuk generasi ini, tapi untuk generasiku selanjutnya.
Ini tulisanku, saat ku mabuk, mabuk.
Semua mengalir. Baying-bayang tinggal baying.
Hingga semua terasa memudar
Sesuatu yang dalam kian melayang
Sepertinya tak butuhkan bumi untuk di pijaki.
Temanku berteriak “ Mari lepaskan semua malam ini!!!”
Aku tak mengerti, apa yang harus di lepaskan malam ini?
Akh…! Ada-ada saja temanku.
Satu lagi lintingan tlah kuhabisi,
Setelah yang keempat
Dan entah sudah berapa gelas anggur yang kuteguk?
Kerongkongan semakin terasa kering,
Seiring harapan kian meninggi jauh melayang.
Iya, aku tahu, aku mabuk menulis ini.
Penuh kemabukan
Aku mabuk malam ini.
Malam dimana tahun baru-baru menyapa
Dan aku…mabuk lagi,
Melebihi mabuk malam sebelum-sebelum malam ini.
Apa yang seharusnya kau miliki ?
Jangan pernah bertanya mengapa kita selalu saja merasa sedih atau senang?
Jangan pernah bertanya mengapa angin begitu nyata terasa meskipun tak terlihat?
Jangan pernah bertanya mengapa jantung dan hati letaknya berdekatan?
Jangan pernah bertanya mengapa menangis itu melegakan?
Jangan pernah bertanya mengapa darah dan air mata selalu ada?
Jangan pernah bertanya mengapa cinta tak terdefinisikan?
Jangan pernah bertanya! Karena semua itu adalah nafsu.
Seperti Harut dan marut, malaikat yang dibuang ke sebuah telaga di babylonia lalu kemudian mati hanya karena ingin memiliki nafsu.
Do’a tidurku
Wahai, Tuhan yang berada dalam jiwaku.
Terpujilah diriMu yang menguasai tidur dan mimpiku.
Yang menidurkan matahari dan menyadarkan bulan,
Yang Maha benar dan Maha salah.
Jadikanlah tidur dan mimpiku dekat denganmu.
Sedekat hidungku dengan nafasku,
Sedekat jantung dan hatiku,
Sedekat raga dan jiwaku!
3 komentar:
mel....
pa kbar...?
muga slalu dalam lindungan NYa...
puisinya bagus2....dalem bgt...keep on rock...keep on gila2an.....
muga jadi seniman sejatii...
dukunganku selalu buat kmu..
salam,
heNry 'Ongrie'
wayooooooo hahaha :P
wakakakakka
Posting Komentar